Abstrak: Aceh di Mata Sejarawan : Rekonstruksi Sejarah Sosial Budaya

ABSTRAK

 

Judul                    :    Aceh di Mata Sejarawan : Rekonstruksi Sejarah Sosial Budaya

Pengarang            :    Muliadi Kurdi

Edisi/Cet             :    1

Kota Terbit/Penerbit/Tahun  : Banda Aceh/ LKAS dan Pemerintah Aceh /2009

Kolasi                  :    xiv, 262 hlm. ; 24 cm

ISBN                   :    978-602-95724-4-7

No. Klass             :    306

Abstrak                :

Ikhtisar/Uraian Singkat:

                            Luas wilayah Aceh adalah 57.365.57 KM2 atau 5.736.557 Ha, Aceh memiliki potensi  dan kekayaan alam yang luar biasa. Bumi Aceh banyak menyimpan gas alam, batu bara, emas, batu mulia dan material uranium.

Bangsa Aceh termasuk dalam rumpun Melayu yaitu bangsa Mante (Bante), Lanun, Sakai Cakun, Semang (orang laut), Senui dan lain-lain yang berasal dari negari Perak dan Pahang tanah Semenanjung Malaka. Catatan lain yang menarik dikaji untuk mengenal bangsa Aceh sekarang adalah tulisan ibn batutah yang singgah di Pasai tahun 1346. Ia menyatakan bahwa Sri Baginda membuat undang-undang persamaan antara bangsa Gujarat dan Parsia dengan bangsa asli (Mante). Ia menetapkan supaya perkawinan campuran dilakukan diantara ketiga bangsa itu tanpa membedakan sedikitpun terhadap perkawinan campuran. Penjelasan diatas dapat dipahami bahwa masyarakat Aceh berasal-usul sangat majemuk, ada India, Parsia,Arab, Birma, Indocina dan Cina bahkan dari Eropa.

Sensus penduduk tahun 1971 tercatat 2.008.595 jiwa dengan tingkat pertumbuhan 2,14% per tahun. Sedangkan pada tahun 1990 adalah 3.415.875 jiwa yang terdiri dari 1.717,032 jiwa laki-laki dan 1.698.843 jiwa perempuan dengan tingkat pertumbuhan 2,72%2. Namun setelah terjadinya gempa dan gelombang tsunami yang menimpa daerah ini pada minggu pagi tgl 26 Desember 2004 penduduk Aceh jauh berkurang seperti tahun-tahun sebelumnya.

Setiap suku, penduduk atau bangsa pasti mengalami masa kejayaan dan kemundurannya (nudawwilluha linnas). Demikian juga dengan kerajaan Aceh yang pernah mengalami masa-masa kejayaan dan kemundurannya. Kejayaan yang dicapai pada masa kerajaan Aceh terjadi pada abad ke 15 sampai abad ke 16 M. Pada masa ini banyak kemajuan yang dicapai seperti kemajuan dalam bidang pendidikan, ekonomi dan politik. Namun setelah abad ini kerajaan Aceh mulai mengalami kemunduran dan kemerosotan dalam segala aspek kehidupannya.