ABSTRAK: Adat dan Budaya Masyarakat Pesisir Tapanuli Tengah/ Sibolga

Judul : Adat dan Budaya Masyarakat Pesisir Tapanuli Tengah/ Sibolga
Pengarang : Sjawal Pasaribu
Kota Terbit : Medan
Penerbit : Badan Perpustakaan,Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara
Tahun Terbit : 2011
Cetakan/Edisi : Cetakan I
Kolasi : viii + 140 hal;ilus;21 cm
ISBN : 978 – 602 – 8946 – 09- 04
No Klas : 390.598

ABSTRAK

Keberadaan satu komunitas di satu daerah, melahirkan satu adat dan budaya yang berfungsi menjadi alat komunikasi yang tidak tertulis untuk mengatur segala hal yang menyangkut tata cara kehidupan masyarakat, adat istiadat dan budaya juga berfungsi menjadi alat menyatukan visi dan misi pada kehidupan, sehingga kehidupan masyarakat dapat diatur, daerah Pesisir Tapanuli Tengah berada didaerah Sumatera Utara yang berbatasan sebelah Timur dengan Kabupaten Tapanuli Utara, sebelah Barat dengan Samudra Indonesia, sebelah Utara dengan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sebelah selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan, dengan luas Wilayahnya sekitar 2.194,98 km, dengan jumlah penduduk 249.990 jiwa terdiri dari 70,247 rumah tangga,dan terdapat 15 kecamatan.

Sedangkan kesenian menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan dari budaya, kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang dilakukan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dan sebagai tempat menyampaikan keinginan, hasrat dan tujuan.Kata Sumando dalam bahasa Batak artinya cantik dan sesuai, secara mendalam adalah besan berbesan. Pengertian adat Sumando mencakup tata cara adat pernikahan di daerah Pesisir Tapanuli Tengah Sibolga.mulai sejak tahapan marisik sampai ke tahapan tapanggi ( mengunjungi keluarga pria).Dari tahapan tersebut digelar  acara pelaksanaan tarian seperti tari Saputangan, Payung, Adok, Sampaya, Sikambang Botan ( Pedang ),Perak-perak, Ceksity, Piring, anak sampai pada acara mengarak pengantin pria dengan sambutan gelombang duo baleh dan tari Dampeng.

Tradisi adalah perilaku yang terdapat dalam suatu etnis tertentu dalam sebuah komunitas masyarakat yang terjadi turun temurun, sehingga menjadi sebuah adat istiadat yang tidak tertulis, apa lagi pelaksanaannya menyangkut norma-norma kehidupan masyarakat itu sendiri, tradisi yang terkenal dari daerah pesisir tapanuli ini adalah Mandi Balimo Limo yaitu kegiatan sebelum masuknya bulan suci ramadhan dengan melakukan mandi- mandi disungai dengan membawa bekal disertai air limau yang telah dicampur dengan daun pandan wangi,dan tradisi malopeh dilaksanakan pada akhir bulan suci ramadhan atau sehari menjelang masuknya bulan syawal, dengan membeli daging untuk dimasak sehari sebelum lebaran,dan tradisi melaksanakan panen perdana ( Mengambik Ari ).

Sebagaimana tata cara panen perdana menurut kebiasaan masyarakat pesisir, begitu pula tata cara turun kesawah dan tata cara menanam padi masih punya cara tersendiri menurut kebiasaan  yang sudah menjadi tradisi. Imbas dari kemajuan teknologi membuat masyarakat lupa akan kebiasaan yang sudah mentradisi selama berabad-abad berangsur hilang, misalnya menganyam tikar Pandan Putih, yang memiliki nilai histouris yang menggambarkan  kehidupan bagaimana menghormati tamu, pekerjaan ini dilakukan oleh kaum perempuan pada malam hari menjelang tidur.

Budaya tradisi di Daerah Pesisir Tapanuli Tengah dan Sibolga tidak saja mencakup hal-hal yang bersifat keduniaan tetapi juga menyangkut bagi orang yang sudah berpulang ke Rahmatullah misalnya seseorang yang meninggal dunia biasanya pihak keluarga yang ditinggal membuat satu acara yang bernama “Acara Turun Batu”.yaitu menempatkan batu nisan diatas kuburan.