Abstrak: Bung Karno dan Islam

ABSTRAK

 

Judul                                       : Bung Karno dan Islam

Pengarang                               : Tim Redaksi

Cetakan                                   : 1

Kota Terbit/ Penerbit/Tahun   : Jakarta: Haji Masagung, 1990

Kolasi                                      : x, 258 hlm.; 21 cm

ISBN                                       : 979-412-167-3

Nomor Panggil                        : 297

Lokasi                                     : Ruangan Referensi

Ikhtisar / Urian Singkat:

Harapan agar umat Islam bengkit kembali sudah bergelora di hati Bung Karno sejak beliau melibatkan diri pada tahun 20-an membangun Jong Islamiten Bond di Bandung dan menjadi lebih intensif lagi setelah beliau di buang ke Ende. Terutama harapan Bung Karno agar umat Islam Indonesia bangkit melawan kolonialisme dan sekaligus untuk memajukan kehidupan rakyat Indonesia. Karena perlawanan terhadap penindasan, kata Bung Karno dalam Indonesia Menggugat dalam kodratnya alam, sebab bahkan “cacing pun akan berkeluget- keluget bila diinjak”.

Jadi menurut Bung Karno, umat Islam tidak saja perlu mereguk ilmu sebanyak – banyaknya , tidak saja perlu membuka kembali bab el ijtihad agar lebih bebas memahami ilmu, namum umat Islam perlu memperkuat jasmani, memperkuat otot walung wesinya. Dengan adanya ilmu disertai fisik yang kuat maka perjuangan melawan kebathilan, melawan kezaliman, melawan penjajahan gaya lama dan gaya baru, disamping membela yang hak dan menegakkan keadilan, semakin dapat dilaksanakan dengan hasil yang seksama. Akan tetapi harus disadari kata Bung Karno dalam amanatnya pada peringatan Isra’ dan Mi’raj di Istana Negara tahun 1964 bahwa “dalam perjuangan, engkau tidak ( dapat ) berjuang benar jika tidak ( dengan ) haqqal yaqin”. Artinya walaupun kita telah telah paham padailmunya, hafal teorinya,kuat dan terampil fisiknya, akan tetapi bila tidak disertai keyakinan yang haqqul yaqin, maka dalam perjuangan itu kita bisa maju mundur, baik oleh bujukan maupun pengaruh lain. Sebab kata beliau lagi dalam amanat Maulid Nabi thahun 1959, “Apakah arti pembangunan?. Membangun adalah amal.

Rangkaian pidato – pidato Bung Karno yang jumlahnya 27 buah ini, menurut hemat saya pengungkapannya sangat sistematis, mulai dari : Islam itu kemajuan, kezaliman itu menghambat kemajuan karena itu harus digempur, dan di dalam berjuang itu diperlukan ilmu, juga kekuatan fisik, tapi harus dengan keyakinan yang haqqul yaqin; dan di dasari bahwa perjuangan untuk pembangunan itu adalah amal, dengan tujuan tegaknya keadilan.