Abstrak: Kisah anak-anak yang selamat dari Ie Beuna (Tsunami) Yang Melanda Aceh

ABSTRAK

Judul                    :    Kisah anak-anak yang selamat dari Ie Beuna (Tsunami) Yang Melanda Aceh

Pengarang            :    M. Yusuf. USA

Edisi/Cet             :    1

Kota Terbit          :    Banda Aceh

Penerbit               :    Boebon Jaya

Tahun                  :    2010

Kolasi                  :    xii, 222 hlm. : ilus. ; 24 cm

ISBN                   :    978-602-8324-14-4

No. Klass             :    959.811

Ikhtisar / Ringkasan:

Kata Ie Beuna berasal dari bahasa Aceh atas naiknya gelombang laut ke daratan. Dalam kamus Bahasa Aceh disusun Belanda disadurkan oleh Aboebakar (almarhum) Kepala pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA) diterbitkan tahun 1981. Secara umum Ie Beuna diartikan bajir yang sangat besar atau “Ie tengoh ji teuka (air sedang datang).Menurut penjelasan Abuebakar dari Pustaka dan Musem Yayasan Pendidikan Ali Hasymi Banda Aceh (Pusat Informasi Sejarah dan Kebudayaan ). Dijelaskan Ie Beuna itu terdiri dari 2 kata Ie dan Beuna dirangkaikan menjadi  Ie Beuna. Ie artinya air, sedangkan kata Beuna berasal dari kata beuno nama sejenis hantu di Aceh bentuk badannya besar dan hitam.

Tsunami berasal dari bahasa Jepang, karena negeri Sakura itu sering terjadi naiknya gelombang dahsyat dari laut menghantam daratan dan oleh mereka dinamakan “Tsunami”. Tsunami itu berasal dari 2 kata Tsu dan Nami, Tsu artinya pelabuhan dan Nami artinya gelombang. Maka secara umum diartikan “pasang laut yang besar di pelabuhan.” Sehubungan dengan hal tersebut Dr. Teuku Abdullah Sanny  pakar gempa dari ITB (Institut Teknologi Bandung ) menjelaskan kalau menurut catatan sejarah Aceh pernah dilanda Ie Beuna (tsunami) tiga kali tahun 1768, tahun 1869 dan tahun 2004 .

Peristiwa gempa yang melanda Aceh pada hari Minggu 26 Desember 2004. Tahun Miladiah (Masehi) 14 Zulkaedah 1425 tahun Hijriah (Islam) atau 14 Beurapet 1425 tahun Aceh dan 15 Cap it gwee 2555 tahun Imlek (Cina) merupakan gempa terbesar dan terkuat sejak abad 17 sekarang sudah abad 21 yang menyebabkan naiknya gelombang yang maha dahsyat dari laut menerjang daratan Aceh mencapai sejauh 16 km bahkan pada tempat-tempat tertentu mencapai 12 km masuk kepelosok daratan dengan kekuatan gempa 8,9 Skala Richter dan kedalaman pusat gempa di bawah laut 80 km.

Menurut data resmi dikeluarkan Posko Penanggulangan Bencana Departemen Sosial di Jakarta tanggal 29 Januari 2005 atau 35 hari setelah Ie Beuna (Tsunami) yang bersumber dari Tim relawan dan anggota TNI (Tentara Nasional Indonesia) yang mengevaluasi jenazah di kota Banda Aceh dan Aceh Besar ditemukan mayat 130.403 orang dan hilang 127.749 orang kalau dijumlahkan menjadi 230.331 orang. Itu baru di dua daerah kota Banda Aceh dan Aceh Besar belum termasuk Kabupaten Aceh Jaya yang ibu kotanya Calang disapu bersih tidak ada yang tersisa bersama penduduknya. Begitu juga Meulaboh (ibu kota Kabupaten Aceh Barat) dan kota-kota lainnya di pesisir pantai Barat Aceh. Ditambah lagi dengan Kabupaten Pidie dan Aceh Utara di pesisir pantai Timur Aceh yang juga dilanda Ie Beuna (Tsunami).

Menurut para ilmuwan Jepang menyimpulkan bahwa naiknya gelombang laut (Tsunami) yang melanda Aceh setara dengan kekuatan 5 buah bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di Kota Hiroshima Jepang pada perang dunia kedua tahun 1942.