ABSTRAK: Dampak Perkebunan Sawit terhadap Masyarakat di Kabupaten Muara Jambi Propinsi Jambi

Judul

: Dampak Perkebunan Sawit terhadap Masyarakat di Kabupaten Muara Jambi Propinsi Jambi

Pengarang

: Parasian Simamora

Kota Terbit

: Tanjung Pinang

Penerbit

: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Tanjung Pinang

Tahun Terbit

: 2007

Cetakan/Edisi

: Cetakan 1

Kolasi

: iii + 75 hal; 21 cm

ISBN

: 978 – 979 – 1281 -12 -6

No Klass

: 303.480 959 815

ABSTRAK

                Kebutuhan manusia pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu biologis, sosiologis dan psikologis, kebutuhan tersebut pada mulanya merupakan insting semata, ia baru menjadi tindakan kebudayaan apabila yang dilakukannya  diselimuti oleh aturan, norma-norma dan nilai-nilai dengan perkataan lain cara dan bagaimana  ia memenuhi kebutuhan dasar  kemudian kita sebut sebagai tindakan kebudayaan.

                Daerah Jambi yang dikenal sebagai paru-paru Sumatra bersama Riau dengan taman nasionalnya Bukit Dua Bealas, Komunitarnya dikenal hidup dari pertanian yang mengahasilkan berbagai komonitas.Propinsi Jambi secara geografi terletak antara 0 45’ sampai2 45’ lintang selatan dan antara 101 10 sampai 104 55 bujur timur,batasan daerahnya antara lain sebelah utara berbatasan dengan propinsi Riau,sebelah timur berbatasan dengan SelatBerhala, sebelah selatan berbatasan dengan Sumatra selatan dengan propinsi sumatera barat.Luas wilayah Propinsi Jambi seluruhnya 53.435 km sedangkan luas wilayah Muaro Jambi adalah 5246 km. Mata pencaharian masyarakat dikabupaten Muaro Jambi lebih dominan bergerak dibidang pertanian, kerajinan dan usaha- usaha dagang,system kemasyarakatan masyarakat Muarojambi mayoritas adalah Melayu.

                Dengan luas wilayah 545,514 ha,daerah Muaro Jambi kini memiliki perkebunan kelapa sawit sekitar 91.128 ha dengan berbagai bentuk perusahaan, kelapa sawit sebagai komoditas primadona petani kebun Muaro Jambi lebih banyak dikelola dengan pola perkebunan rakyat  Plasma PIR,dengan memperhatikan penghasilan dari perkebunan sawit disatu sisi dapat mensejahterakan masyarakat disekitar perkebunan, baik yang terlibat langsung maupun tidak. Pengusaha, petani pemilik, petani upahan, dan operator-operator lainnya yang bekerja dalam lingkup lahan perkebunan sudah pasti merasakan dampak yang signifikan dibidang perbaikan ekonomi rumah tangganya.Di perkebunan sawit, suami istri dapat bekerja dalam bidang pekerjaan yang sama ataupun berbeda misalnya tenaga upahan untuk bagian pembersihan, pengumpulan buah dan lain-lain,bentuk usaha perkebunan yang bervariasi memungkinkan petani bisa memiliki kesempatan untuk dapat mempunyai lahan perkebunan sendiri atau menjadi pengusaha perkebunan.

                Secara umum hasil dari industry kelapa sawit terdiri atas tiga macam yaitu minyak cair, padat dan gas, minyak kelapa sawit berasal dari unit proses pengukusan ( sterilisasi) proses Klarifikasi dan buangan dari hidrosiklon, pada umumnya minyak industry kelapa sawit mengandung bahan organic yang tinggi sehingga berpotensi mencemari air tanah dan permukaan sungai dan air laut,sedangkan minyak likat kelapa sawit dikelompokkan menjadi dua yaitu likat yang berasal dari proses pengolahan dan yang berasal dari basis pengolahan  minyak cair.