Abstrak: Kesultanan Lingga-Riau dan Catatan Ringkas Sejarahnya


Judul : Kesultanan Lingga-Riau dan Catatan Ringkas Sejarahnya
Pengarang : Tengku Husein Saleh, dkk
Kota Terbit : Jakarta
Penerbit : Sagang Intermedia Press
Tahun Terbit : 2017
Cetakan/Edisi : Cetakan 1
Kolasi : xviii + 175 hlm; 21 cm
ISBN : 978 – 602-50937-1-5
No Klass : 959.814

ABSTRAK

                Banyak orang-orang pandai telah menjelaskan pentingnya mengetahui, mengerti dan mempelajari Sejarah. Hal ini memang sudah tak perlu disangsikan. Umpamanya untuk pertanyaan “ Mengapa justru  Kerajaan Lingga-Riau yang pernah menjadi sentralnya Kerajaan Melayu yang dulunya meliputi beberapa bagian wilayah di negara tetangga ?”, jawabnya dapat diberikan dengan penelaahan Sejarah. Kanon yang mendasari pentadbiran negeri sebagai pernyataan bersivilizassinya suatu kekuasaan disusun di Lingga-Riau ini karena disinilah tempat kedudukan penguasa negeri yang memegang puncak pimpinan.

                Di tunjuknya Daik sebagai ibukota merupakan pengulangan Sejarah masa lalu. Wilayah kabupaten Lingga dulunya menjadi bagian wilayah Kerajaan Riau Lingga dan pernah menjadi pusat pemerintahan . pada tahun 1670-an, Lingga pernah Berjaya menjadi daerah yang Makmur karna banyak pedagang asing tinggal di Lingga. Selama seratus tahun Daik menjadi pusat Kerajaan , tentulah terdapat berbagai peninggalan Sejarah, tapak-tapak peninggalan tamadun Melayu masa lalu seperti Masjid Jami’disebut Mesjid Sultan Lingga yang masih berdiri kokoh, peninggalan Istana Damnah, Bilik 44, Kubu Pertahan,  Meriam Sumbing, Rumah Datuk Laksemana Daik dan makam-makam Kerajaan diantaranya makam Bukit Cengkeh dan Makan Merah.

      Raja-raja Kerajaan Riau-Lingga yang memerintah Kerajaan selama periode pusat Kerajaan di Daik Lingga yaitu :

  1. Sultan Abdurrahman Syah (1812 – 1832),
    Naik tahta Raja Jumat putra kedua almarhum sultan mahmud Shah III sebagai sultan Lingga- Riau II. Bergelar Sultan Abdurrahman Muadzam Shah I, mangkat di Lingga dimakamkan di Bukit Cengkeh Daik, digelar “Marhum Bukit Cengkeh”.
  2. Sultan Muhammad Syah (1832 – 1841),
    Setelah mangkat Sultan Abdurrahman Shah I, putranya naik tahta bergelar Sultan Muhammad Shah II, mangkat pada 1841 dimakamkan di bukit Cengkeh Daik, digelar “Arhom Kedaton”.
  3. Sultan Mahmud Muzafar Syah (1841 – 1857),
    Setelah Sultan Muhammad Shah II mangkat, ditaballah Tengku Besar Mahmud menjadi Sultan Lingga-Riau bergelar Sultan Mahmud Muzzafar Shah IV.
  4. Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah II (1857 – 1883),
    Pada 7 Oktober 1857 oleh komisaris serta residen serta YDM Riau Raja Abdullah diangkatlah Tengku Sulaiman menjadi Sultan Lingga Riau V, bergelar Sultan sulaiman Badrul Alam Shah II.
  5. Sultan Abdurrakhman Muazzam Syah (1883 – 1911),
    Pada 18 Februari 1885, dengan mufakat residen Riau, TDM Raja Muhammad Yusuf, Tengku Fatimah, menyerahkan kuasanya kepada anaknya sebagai Sultan Lingga-Riau, bergelar Sultan abdurrahman Muadzam Shah II bersemayam di Daik.