INLISLite versi 3 dikembangkan sebagai perangkat lunak satu pintu bagi pengelola perpustakaan

Saat ini perpustakaan terus berbenah diri. Untuk menjadi sumber informasi yang fleksibel mengikuti perkembangan zaman. Tapi permasalahannya Jangankan mengembangkan perpustakaan digital, untuk aplikasi automasi saja belum mampu diimplementasikan. Hal ini contohnya masih banyak di berbagai perpustakaan di daerah yang pengelolaan dan layanannya masih dilakukan secara manual. Tahun 2015 dilaksanakan pengembangan program aplikasi INLISLite versi 3 sebagai kelanjutan dari versi 2.1.2. Realitanya belum semua pustakawan mengenal dengan baik apakah aplikasi INLIS maupun pemanfaatan automasi perpustakaan terintegrasi INLISLite ini. Perpustakaan konvensional yang belum mengaplikasikan automasi dalam pengelolaan dan pelayanan, maka menjadi tidak menarik dalam perspektif generasi digital. Padahal pemustaka generasi digital selalu menginginkan segala sesuatunya serba instan. Sementara kepuasan pemustaka menjadi prioritas dalam layanan perpustakaan.

Menghadapi kondisi yang demikian, maka pustakawan seharusnya tidak hanya kompeten dalam memahami kaidah dasar dan standar dalam mengelola perpustakaan saja, tetapi juga diharapkan kompeten dalam memanfaatkan TIK sebagai sarana pendukung untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam layanan perpustakaan. Penerapan TIK di perpustakaan bisa diaplikasikan pada berbagai bidang, seperti untuk promosi perpustakaan, preservasi, bimbingan pemustaka, kerjasama antar perpustakaan, pengelolaan automasi, dan lain sebagainya.

Otomasi perpustakaan merupakan sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan Teknologi Informasi (TI). Teknologi informasi merupakan teknologi yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengelola serta menyebarkan informasi. Teknologi yang digunakan tidak saja terbatas pada perangkat keras (alat) dan perangkat lunak (program), tetapi juga mengikutsertakan manusia yang akan menjalankan teknologi tersebut, serta tujuan yang ditentukan.

Teknologi informasi dalam perpustakaan akan menjadikan pekerjaan dan layanan perpustakaan dapat dilaksanakan secara cepat, tepat dan akurat. Seperti dalam proses katalogisasi, sirkulasi, dan OPAC (on-line Public Access Catalogue).Penerapan otomasi di perpustakaan dapat Memudahkan dalam pembuatan katalog Perpustakaan yang belum menerapkan otomasi pada umumnya harus membuat kartu katalog agar pemustaka dapat menemukan sebuah buku yang diketahui berdasarkan pengarang, judul, atau subjeknya dan menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan. Rangkaian kegiatan dalam membuat katalog secara manual banyak menghabiskan tenaga, waktu dan biaya. Penerapan komputer akan dapat menghemat segalanya, proses pembuatan katalog akan lebih mudah. – Memudahkan dalam layanan sirkulasi Dengan komputer peminjaman buku dapat dilakukan dengan cepat dan mudah, prosesnya yaitu scanning nomor ID atau barcode kartu anggota, scanning nomor item ID atau barcode buku, dan pembubuhan tanda tangan di bawah tanggal pengembalian, Secara otomatis akan terjadi transaksi dalam sirkulasi dan buku dapat dipinjamkan kepada pemustaka. – Memudahkan dalam penelusuran melalui katalog Otomasi perpustakaan akan memudahkan pemustaka dalam menelusuri informasi melalui katalog online atau OPAC, yaitu pemustaka dapat langsung menelusuri sistem OPAC tanpa harus mencari dan memilah-milah kartu katalog serta dapat menemukan buku yang dicari dengan cepat.Inlislite versi 3 merupakan pengembangan lanjutan dari perangkat lunak (software) aplikasi otomasi perpustakaan INLISLite versi 2.1.2 yang dibangun dan dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional RI (Perpustakaan Nasional RI) sejak tahun 2011.

INLISLite versi 3 dikembangkan sebagai perangkat lunak satu pintu bagi pengelola perpustakaan untuk menerapkan otomasi perpustakaan sekaligus mengembangkan perpustakaan digital / mengelola dan melayankan koleksi digital. INLIS Lite dibangun dan dikembangkan secara resmi oleh Perpustakaan Nasional RI dalam rangka menghimpun koleksi nasional dalam jejaring Perpustakaan Digital Nasional Indonesia, disamping membantu upaya pengembangan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi di seluruh Indonesia yang didasarkan pada : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan; Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan; Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Rekam.

Dari semua uraian diatas Dipersip riau terus berbenah diri dalam menghadapi revolusi industry 4.0. Dimana Perpustakaan harus siap berbenah diri, perpustakaan harus siap bertransformasi. Perpustakaan menjadi tempat untuk mempersiapkan pemustakanya menjadi penuh kemampuan bukan hanya dengan teori (pengetahuan) semata, namun juga melalui praktikum, dengan aktivitas yang mendukung sesuai kreativitasnya.

Begitu juga perpustakaannya, juga harus menerima kemajuan teknologi informasi. Implementasi teknologi dalam hal ini Teknologi Informasi bukan merupakan hal yang mudah dan murah. Untuk itu apabila perpustakaan ingin mengimplementasikan Teknologi Informasi dalam layanan dan aktifitasnya perlu direncanakan secara matang. Seperti halnya dalam pelayanan atau pengolahan buku yang sekarang lebih dimudahkan dengan menggunakan aplikasi Inlislite versi 3.

Melalui workhshop optimalisasi pemanfaatan aplikasi inlislite pemanfaatan layanan perpustakaan ini, Dipersip Riau mengharapkan nantinya kepada peserta workshop bisa mengimplementasikan aplikasi inlislite ditempat kerjanya masing-masing. Sehingga dapat mengembangkan perpustakaan menjadi perpustakaan digital.