Keterlibatan Lansia dalam Dunia Digital: Peran Penting Perantara Media Sosial

dipersip.riau.go.id.Di zaman yang semakin maju ini, penggunaan media sosial menjadi semakin penting dalam kehidupan sehari-hari. Namun, bagaimana nasib para lansia—mereka yang mungkin tidak terbiasa dengan teknologi—dalam dunia daring ini? Bagaimana mereka bisa mengatasi masalah-masalah teknis dan kesulitan memahami teknologi yang mungkin mereka hadapi? Suatu jurnal dengan judul “Social media by proxy: how older adults work within their social networks to engage with social media” yang ditulis oleh Gemma Webster dan Frances VC Ryan Pada jurnal internasional Information Research, Vol. 28 No. 1 (2023) memberikan beberapa pencerahan tentang hal ini.

Dari ringkasan yang diberikan, terlihat bahwa penelitian ini fokus pada fenomena yang disebut sebagai “peran perantara media sosial”. Ini merujuk pada orang yang menggunakan akun media sosial untuk atau mendukung penggunaan akun media sosial oleh orang lain. Dalam hal ini, penelitian ini memperhatikan orang lansia yang mungkin mengalami kesulitan khusus dalam memahami dan menggunakan teknologi media sosial.

Ada satu hal menarik dari ringkasan ini, yaitu bahwa penelitian menekankan perlunya melakukan penyelidikan lebih mendalam tentang peran perantara media sosial. Mengingat semakin banyaknya penggunaan media sosial dan platform online oleh semua usia, penting bagi kita untuk memahami bagaimana orang lansia bisa terlibat dalam dunia digital ini. Penelitian lebih lanjut dalam hal ini akan membantu kita menemukan cara untuk memberdayakan dan mendukung mereka dalam menggunakan media sosial sebaik-baiknya.

Namun, kita juga harus menyadari bahwa ada tantangan teknis dan masalah pemahaman yang mungkin tidak mudah diatasi oleh para lansia. Mereka mungkin memiliki keterbatasan dalam penggunaan teknologi, ketakutan akan risiko keamanan online, dan masalah aksesibilitas. Oleh karena itu, penelitian ini menyoroti pentingnya memahami hubungan antara orang lansia dan perantara media sosial mereka.

Dari sudut pandang opini, penelitian ini menimbulkan pertanyaan yang dalam tentang inklusi digital di masyarakat kita. Apakah kita memberikan dukungan yang cukup kepada orang lansia agar mereka bisa terlibat dalam dunia digital? Apakah kita sudah cukup memperhatikan kebutuhan dan kesulitan yang mereka hadapi?

Meskipun sudah banyak usaha untuk meningkatkan literasi digital di semua usia, masih diperlukan lebih banyak perhatian terhadap orang lansia. Program pelatihan khusus, dukungan sosial, dan upaya inklusi digital yang ditujukan khusus bagi mereka akan membantu mengurangi kesenjangan digital yang mungkin ada di antara generasi.

Selain itu, kita juga perlu memperhatikan peran yang dimainkan oleh perantara media sosial dalam mendukung orang lansia. Bagaimana kita bisa memastikan bahwa perantara ini tidak hanya sekadar menjadi penyelamat dalam hal teknologi, tetapi juga menjadi pendukung yang membantu mereka memahami dunia digital?

Dalam rangka mencapai inklusi digital yang lebih baik, diperlukan kerja sama dari semua pihak. Pemerintah, organisasi masyarakat, perusahaan teknologi, dan individu-individu di masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang ramah bagi semua orang, termasuk orang lansia, agar bisa berpartisipasi aktif dalam dunia digital.

Selain itu, pendidikan juga sangat penting untuk membantu orang lansia mengatasi hambatan dalam menggunakan media sosial dan platform online lainnya. Pelatihan keterampilan teknologi yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka, pendidikan tentang risiko online, dan peningkatan kesadaran akan manfaat yang ditawarkan oleh media sosial bisa membantu mereka menjadi lebih mandiri dalam menghadapi teknologi digital.

Terakhir, kita juga harus memperhatikan masalah etika dan privasi dalam berinteraksi online, terutama bagi orang lansia. Penting untuk memastikan bahwa hak-hak privasi mereka dijaga dan bahwa mereka merasa aman dan nyaman dalam menggunakan media sosial.

Sebagai masyarakat yang semakin terhubung secara digital, kita memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal. Kita harus memastikan bahwa orang lansia memiliki akses yang setara dan mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan agar bisa berpartisipasi dalam dunia online dengan percaya diri dan aman.

Dalam upaya mencapai inklusi digital yang lebih baik, kita harus bekerja sama dan berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi semua orang. Hanya dengan cara ini kita bisa memastikan bahwa tidak ada yang terpinggirkan dalam era digital ini, dan bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk memanfaatkan semua manfaat yang ditawarkan oleh media sosial dan teknologi online lainnya.

Oleh : Riki Arianto, S.IP

(Pustakawan Ahli Pertama Provinsi Riau)