Makna Arsitektur Gedung Perpustakaan Soeman HS

Pendahuluan

 

PROVINSI Riau adalah salah satu Provinsi yang perkembangannya sangat pesat dari segala sektor antara lain seperti Infrastruktur, Pendidikan, Kependudukan dan pembangunan lain sebagainya,  Untuk Infrastruktur Provinsi Riau pada tahun-tahun sebelumnya sudah memiliki 1 (satu) unit  Gedung Perpustakaan namun belum memadai untuk dijadikan gedung  yang menimbulkan gairah ataupun menimbulkan rangsangan minat baca bagi pelajar, mahasiswa maupun masyarakat kota Pekanbaru khususnya dan Provinsi Riau umumnya.

Disamping perpustakaan yang saat itu bernama Perpustakaan Wilayah Provinsi Riau, berada jauh dari akses masyarakat baik letak geografis yang berada di pinggiran kota ataupun karena susahnya akses tranportasi umum untuk menuju ke lokasi perpustakaan. Selain dari itu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Provinsi Riau sangat perlu didukung dengan sarana berupa infrastruktur gedung perpustakaan yang memadai, terjangkau dengan mudah oleh masyarakat dan berbagai fasilitas-fasilitas perpustakaan yang dapat menarik orang untuk datang ke perpustakaan. Atas dasar tersebut Pemerintah Provinsi Riau sangat perlu membangun gedung perpustakaan yang memadai dengan berbagai fasilitas perpustakaan.

Berawal dari situlah Pemerintah Provinsi Riau melakukan terobosan dengan memindahkan Perpustakaan Wilayah Provinsi Riau yang dulu berada di daerah Gobah, Kecamatan Sail ke lokasi baru di jalan Sudirman yang merupakan lokasi sangat strategis berada di Pusat Kota Pekanbaru. Secara geografis berpindahnya perpustakaan ke lokasi baru (Eks. Gedung DPRD Provinsi Riau) sangat menguntungkan karena berada di pusat kota dan dapat dengan mudah dijangkau oleh masyarakat dari segala arah dan keberadaannya di Pusat Pemerintahan Provinsi Riau. Namun, dari aspek fasilitas layanan perpustakaan belum memadai karena lokasi baru ini merupakan gedung anggota dewan bukan diperuntukan khusus untuk perpustakaan.

Untuk menjawab tantangan tersebut serta untuk meningkatkan sumber daya manusia di provinsi Riau, maka Gubernur saat itu Bapak Rusli Zainal menginisiasi pembangunan gedung baru perpustakaan yang sekarang dikenal dengan nama Perpustakaan Soeman HS. Pembangunan gedung baru sangat mendesak hal ini selain sesuai dengan visi dan misi Gubernur untuk meningkatkan sumber daya manusia juga kedepan perpustakaan ini akan menjadi rujukan khususnya  sebagai center of exccelent literatur budaya lokal yaitu budaya Melayu dan budaya lokal lainya  dan di wilayah Sumatera dan sekitarnya. Nama Perpustakaan yang diresmikan oleh Wakil presiden Yusuf Kalla pada tahun 2008, diambil dari tokoh sastrawan nasional Angkatan Pujangga Baru Riau yang begitu fenomenal di kalangan masyarakat, bapak Soeman Hs

Perpustakaan Soeman HS

Konsep awal pembangunan gedung perpustakaan ini adalah penggabungan dari bangunan lama dengan tidak merombak bangunan lama yang mempunyai nilai sejarah untuk masyarakat provinsi Riau yaitu merupakan cikal bakalnya simbol demokrasi di negeri ini. Penggabungan aula yang sekarang diberi nama Aula Ismail Suko dan Aula Wan Ghalib dengan membangun gedung baru 5 (lima) lantai ditengahnya dan dipayungi dengan atap berbentuk rehal. Hal ini dapat terlihat pada gambar di bawah ini.


Foto: Gedung Eks. DPRD Provinsi Riau (Konsep Awal Perpustakaan Soeman HS)

Pembanguan Gedung Perpustakaan yang baru tidak merombak bangunan yang memiliki nilai sejarah. Serta pemikiran-pemikiran yang dituangkan dalam pemahaman Arsitek Islam dan budaya Melayu Modern dengan tidak mengabaikan ciri ciri khas seperti :

  1. Tradisi masyarakat Riau adalah Masyarakat Melayu yang berakar dari ajaran-ajaran agama Islam.
  2. Elemen tradisional sebagai eksentuasi bangunan.
  3. Perkembangan arsitektur Melayu tradisional menuju arsitektur Melayu modern merupakan

perubahan yang unik dan dinamis.

  1. Modern bukan berarti meninggalkan bentuk-bentuk masa lampau ataupun melupakan bentuk-

bentuk tradisi arsitektur melayu, namun modern dalam hal ini adalah mereformasi bentuk lama

menjadi bentuk yang lebih modern, baik dalam desain, pemilihan material bahan bangunan atau

cara pelaksanaannya.

Disamping itu berusaha menerapkan nilai-nilai arsitektur melayu, Islam dan modern dalam upaya menghasilkan desain yang representatif, yang memiliki karakter yang kuat dan kokoh serta memiliki nilai seni yang tinggi, agar bangunan tersebut dapat bertahan sepanjang masa dan lekat pada nilai-nilai budaya melayu, agamis serta monumental dan abadi. Dalam setiap tahapan design selalu berusaha menggali dan menerapkan elemen-elemen melayu dan Islam untuk kemudian dituangkan dan diterjemahkan dalam pemakaian material bahan bangunan yang modern untuk menghadirkan desain yang kokoh, monumental dan abadi. Keinginan untuk terus mempertahankan budaya Melayu dilandasi dengan kesadaran bahwa budaya dan bahasa Melayu merupakan akar dari budaya dan bahasa Indonesia sebagai warisan leluhur yang tak ternilai harganya.

Konsep Filosofis

Pembangunan gedung Perpustakaan Soeman HS dilandasi dengan konsep Arsitektur yang mendukung Visi Provinsi Riau 2020, yaitu “Terwujudnya Provinsi Riau sebagai pusat perekonomian & kebudayaan Melayu dalam lingkungan masyarakat yang agamis, sejahtera lahir batin di kawasan Asia Tenggara Tahun 2020”, hal ini tercermin pada konsep dasar atap gedung berupa Rehal Al Quran, sebagai tempat untuk menyanjung kebesaran Sang Pencipta Allah subhanahu wa ta’ala, melalui perintahnya yaitu Iqro = bacalah.

 

“Secara konsep, Gedung Perpustakaan Soeman HS, merupakan simbol atau metafora dari bentuk rehal Al Qur’an yang diimplementasikan pada bentuk bentuk bagian atap bangunan, untuk mengintegrasikan bangunan-bangunan yang terletak dibawahnya menjadi satu kesatuan bangunan yang utuh”.

Bentuk Rehal merupakan filosofi dari ajaran Islam yang selalu manyanjung kebesaran Allah SWT yang melalui firmanNya menganjurkan kepada seluruh umatNya untuk senantiasa belajar dengan cara membaca IQRO (Surat Al-Falaq 1-4).

Bangunan baru Gedung Perpustakaan Soeman HS 6 lantai ini dilapis dengan material kaca untuk memberikan kesan transparan/tembus pandang sehingga menarik perhatian setiap orang yang melewati bangunan ini. Pencahayaan alami dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk penerangan secara keseluruhan yang didukung dengan pemakaian material kaca disekeliling bangunan (curtain wall). Panas yang diakibatkan oleh sinar matahari langsung dikurangi dengan overstek atap yang cukup lebar, sehingga radiasi cahaya matahari langsung dapat dikurangi seminimal mungkin.

Konsep atap ini digunakan untuk menyatukan 3 elemen gedung bangunan lama menjadi satu kesatuan dan saling terhubung satu sama lain yaitu:

  1. Bangunan Administrasi, ruang Kepala, aula Ismail Suko;
  2. Bangunan perpustakaan baru 6 (enam) lantai;
  3. Bangunan referensi, aula Wan Ghalib.

Ketiga unsur bangunan tersebut terpanyungi menjadi satu kesatuan dengan atap yang membumbung terbuka ke atas, seperti pada gambar berikut:

 

Bentuk kolom/tiang yang bercabang pada ujung atas bangunan sebagai simbol/metafora bentuk atap selembayung yang merupakan ornamen/elemen utama bangunan arsitektur melayu. Selembayung mempunyai bentuk seperti dua tangan menengadah yang melambangkan eratnya hubungan antara makhluk hidup dengan sang pencipta (Al – Khaliq).

 

Selembayung tajuk bertuah

Tegak diujung perabung Melayu

Menjunjung martabat bersama marwah.

Adat tegak Lembaga tak layu

Selembayung tangga dewata

Tempat turun pelangi budi

Tegak selembayung berdiri tuah

Disitu daulat Melayu sejati

 

Sedang, tiang-tiang utama yang secara struktural berfungsi sebagai penopang atap, mengambil konsep arsitektur dari rumah adat Melayu.

Pejelasan Konsep

REHAL AL QURAN. Adalah filosofis dari ajaran Islam yang pada dasarnya menganjurkan kepada umatnya untuk senantiasa belajar dengan cara membaca, seperti dalam sejarah turunnya ayat suci Al Qur’an untuk pertama kalinya, surat Al-Falaq ayat 1 – 4. Yang nantinya dimanifestasikan kedalam bentuk atap gedung yang menaungi baik bangunan baru maupun bangunan Existing yang dipertahankan (Gedung Administrasi dan Gedung Referensi).

 

 

 

Rehal Al Qur’an menjwab landasan konseptual dari perencanaan desain pembangunan Gedung Perpustakaan dan Arsip Provinsi Riau, yang mengisaratkan gaya Arsitektur Islami sebagai salah satu prioritas. Kolom-kolom yang bercabang pada ujung atasnya adalah bentuk metafora yang diadopsi dari atap selembayung, Arsitektur Khas Tanah Melayu, yang mempunyai ekspresi keatas (menengadah), hubungan antara mahluk dengan Al-Khaliq (Sang Pencipta)

Penggunaan Material Kaca dalam sistem curtain wall pada sebagian besar permukaan bangunan (material non-konvensional, dan Open Space pada lantai dasar, memperoleh image seolah-olah bangunan terangkat dari permukaan (mengambang), memenuhi kriteria sebagai Bangunan Arsitektur Modern.

Penggunaan fasade kaca yang semi trasfaran, mengundang minat masyarakat untuk melihat aktifitas didalam gedung, sehingga menimbulkan dampak kegemaran membaca yang kelak dikemudian hari akan meningkatkan mutu SDM dari masyarakat Provinsi Riau. Sehingga tujuan dari didirikannya Gedung Perpustakaan ini, sebagai pusat Informasi Ilmu Pengetahuan dan Budaya Melayu dapat terlaksana.

Perpaduan bangunan dengan atap metafora dari Rehal Al Qur’an (Islami), Modern dan Kontekstual terhadap Arsitektur Lokal (Melayu) akan menjadi salah satu Landmark Kawasan tetapi tidak mengalahkan Landmark kawasan utama yaitu Kantor Dinas Gubernur Riau. Bangunan Gedung Perpustakaan dan Arsip yang baru ini akan mendukung keberadaan bangunan utama yang telah ada sebelumnya.

Konsep Ornamen Tradisional

Sebagai bangunan Modern yang tidak meninggalkan ciri-ciri budaya melayu dimana Perpustakaan ini akan menjadi pustaka rujukan bagi budaya Melayu, yang merupakan akar budaya dan Bahasa Indonesia yang mempunyai nilai-nilai yang tinggi, maka bangunan Perpustakaan Provinsi Riau syarat akan nilai-nilai sejarah, pendidikan, seni dan budaya. Sebagai bangunan yang mempunyai nilai yang tinggi maka bangunan Gedung Peprustakaan Soeman HS Provinsi Riau dapat dikelompokkan dalam kategori bangunan yang bersifat “Monumental”. Sebagai bangunan yang monumental dan menjadi kebangggaan Masyarakat Riau maka dalam perencanaan Pembangunan Gedung terdapat unsur-unsur sjarah, agama, pendidikan, budaya dan seni yang digambarkan dalam bentuk RELIEF.

Ornamen-ornamen yang mengandung nilai-nilai sejarah, pendidikan, seni dan budaya tersebut ditempatkan pada dinding Gedung Existing Administrasi dan dinding Gedung Existing Referensi. Seperti berikut:

Relief Konsep Rehal Al Quran

 

 

 

Pada Relief bagian belakang ini terdapat tunjuk ajar antara lain:

Dengan bismillah permulaan kalam

Puji dan syukur kekhalikul alam

Syair terurai kata diandam

Adat-Lembaga sulam menyulam

Kehadirat Allah puja dan puji

Setinggi Riau ungkup pewangi

Harum semerbak resam azali

Adat-istiadat zaman bahari

Liput menyeluruh Siak-Indragiri

Rokan Kuantan bertaut umbi

Adat dan Syarak bersanding kaji

Pinang sebatang tuah negeri

Kisah berawal mulanya lembaga

Bersusun tampuk Melayu raya

Negeri berteras Si-Riau Lingga

Ke muara Kampar bergetar tahta

Wadah pujangga Riau nan ria

Zikir dan didin beriring rebana

Celempong mengalun dimana-mana

Riau nan riuh gegap gempita

Riwayatnya negeri Indrasakti

Tempat bermukim Raja Ali Haji

Buku terkarang Gurindam dinukil

Semarak Riau Melayu abadi

Turus adat sambung lembaga

Melebah luas ranak samudera

Ukuran negeri Selatan-Utara

Ranah Kuantan hingga Natuna

Betapa nian rayanya suku

Timur dan Barat harkat bersatu

Jazirah memanjang si dari Kuntu

Hingga ke Siak bersusun mutu

Keris Sempena Berkelok Lima Layak

dipakai derjah Laksamana

Kebesaran Riau adat ditempa Budi Melayu

elok sempurna

Patah tumbuh hilang berganti Kuncup

berkembang payung negeri

Kain songket corak beragi Baju kebaya

Pakaian putri

Tanggul bunda si lipat pandan

Masih dipakai dinegeri Tambean

 

Sangat termasyur ditanah Bunguran

Pakaian bersempat orang Sianan

Moleh memecah tampuk selayang

Di Pasir pangaraian berantai pinang

Ukiran putri dipinang orang

Adat nan elok bertanah jenjang

Bono berderum dimuara Rokan

Senandung nelayan di tanah Bagan

Nyanyi petani Kuok dan Pangkalan

Bermayanglah Nyiur di Tembilahan

Diriwayatkan pula Pulau Bengkalis

Terubuk berulang dagingya manis

Amar termasyur sebilang majelis

Lembaga Adat berunjuk keris

Tenun Siak dipuncak rebung

Gadis berjalan memakai kerudung

Pending di pinggang sambung-menyambung

Dukuh di leher sangkung-bermenyangkung

Nak dara Daik jari berinai

Duduk menyulam di kain cindai

Selendang pelangi selalu dipakai

Bertapih kembang semuanya pandai

 

Di Hulu Bintan Kota Piring

Asal Riau Negeri Beranting

Adat Lembaga tumbuh seiring

Raja nan Baroh berpegang lembing

 

Beberapa Relief yang mengelilingi Gedung Perpustakaan Soeman HS,

 

 

 

 

Penghargaan

Hasil karya anak bangsa berupa Gedung Perpustakaan Soeman HS,menjadi kebanggaan bukan hanya bagi Provinsi Riau akan tetapi juga bagi bangsa Indonesia hal ini adanya suatu penghargaan baik tingkat Nasional maupun Internasional khususnya dalam bidang arsitektur yaitu:

Bidang Arsitektur Perpustakaan Soeman HS di Pekanbaru, Riau, mengalahkan 19 peserta dari delapan negara di Asia Tenggara dalam seleksi desain arsitektur yang mencerminkan identitas ASEAN. Desain gedung perpustakaan itu dinilai berhasil menonjolkan karakteristik budaya lokal, tanpa meninggalkan unsur modernitas dan kualitas pertukangan. Perpustakaan Riau mendapatkan nilai total 580,1 dari delapan juri. Pemenang kedua, Hotel The Myat Mingalar di Myanmar, dengan nilai 577,7, sedangkan pemenang ketiga, Wika Leadership Center dari Indonesia, meraih nilai 574,9. Dalam perlombaan ini, juri dari Indonesia tidak bisa menilai desain dari negaranya sendiri, begitu pula juri-juri lain tidak boleh menilai karya dari negara masing-masing. Salah satu juri, Guru Besar Arsitektur Universitas Filipina Jose Danilo A Silvestre mengatakan, desain perpustakaan Riau mencerminkan integrasi dua simbol, rehal atau alas membaca Al Quran di bagian atas dan simbol rumah-rumah Melayu. ”Ini menunjukkan ekspresi dan inovasi tinggi, yang berakar pada kebudayaan Melayu. Tidak murni tradisional karena ada unsur modernitas,” tuturnya seusai sesi penilaian di Jakarta, Kamis (26/2). Hal senada dikatakan juri dari Brunei, Haji Roslan bin Datu Hulubalang Haji Abdul Wahab. Ia menilai Perpustakaan Soeman HS di Riau itu memberi nafas baru terhadap gedung yang sudah ada dan diberi pemanfaatan baru. ”Semua unsur tersebut ditutup oleh satu atap berbentuk rehal itu,” katanya. Seleksi desain arsitektur ini diikuti delapan negara anggota ASEAN. Ketua Dewan Juri Budi A Sukada mengatakan, ada 20 desain bangunan yang didaftarkan delapan negara, yakni Indonesia, Filipina, Thailand, Laos, Myanmar, Vietnam, Brunei, dan Kamboja. Kedua puluh desain bangunan tersebut akan dipamerkan keliling ke negara-negara ASEAN. (IVV)

Selain dari itu juga Nugra Jasa Dharma Pustaloka, dari Perpustakaan Nasional RI, serta Kepatuhan Pelayanan Publik dari Kepala Ombudsmen RI, Perwakilan Riau.

 

Kun Wardoyo

Pustakawan Madya Perpustakaan Soeman HS Provinsi Riau

 

 

 

 

Daftar Pustaka

  1. HM Rusli Zainal, SE, MP: Sebuah Minibiografi Berupa Percikan Pikiran dan Gagasan untuk Indonesia/ Penulis, Hikmat Ishak. – Editor, Zulkarnain, SH MH, dkk. – Jakarta: Bali Intermedia Publishing House, 1908.
  2. Recent Riau Architecture/ DR. Sudarto, MM, MT. – Jakarta: Findo Group, 2010.
  3. Grand Design Perpustakaan Provinsi Riau/ Penyusun Naskah, Drs. Badollahi Mustofa, M.LIB, Sugiharto, S.Sos, Zurniaty Nasrul, MLS. — Pembahas/Pengkaji Naskah, Fauzan Asran dkk. – Pekanbaru: Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Riau, 2006.
  4. Presentasi Profil Gedung Perpustakaan Soeman HS-Kegiatan Pembangunan Gedung Provinsi Riau/Pemerintah Provinsi Riau – Dinas Kimpraswil Provinsi Riau.
  5. https://www.goriau.com/berita/baca/perpustakaan-soeman-hs-terima-penghargaan-dari-ombudsman-ri.html.